Selasa, 31 Desember 2013

http://smpitcendekia.weebly.com/about.html


Assalamu’alaikm wa rahmatullahi wa baakaatuh
Semoga Keselamatan, Rahmat dan Berkah Allah selalu tercurah atasmu. Ada pepatah tak kenal maka tak sayang, maka kita harus lebih banyak mengenalnya agar lebih menyayanginya. Berkaitan dengan keadaan kita di hari akhir, kita akan bersama dengan orang-orang yang disayang. Jadi bagaimana kita akan berada di surga bersama Rasulullah, kalau tidak ada rasa cinta kepadanya? Tidak ada kerinduan untuk bersamanya? Berterima kasih atas perjuangan mendakwahkan Islam sehingga sampai kepada kita?

Cinta memang tidak bisa datang dengan sendirinya, untuk menumbuhkan kecintaan kepada Beliau, kita harus banyak mengetahui Beliau yang sebenarnya, melalui Al-Quran dan sunnah-sunnanya.
Sungguh Semakin mengenal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam kita akan semakin mencintainya.

Berikut secuil kisah Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, agar kita lebih mengenal beliau dan lebih mencintainya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya, Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor ke Masjid Rasulullah saw. Setelah selesai sholat dua raka’at yang ringan
kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjung kepada Allah swt, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :
” Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da’i yang menyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari Kiamat nanti”

Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata :
“Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah. Kalau tidaklah karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. 

Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium
paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”

Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah, ” Supaya Fatimah memberikan kepadaku cambukku ” kata beliau Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkannya di atas
kepalanya. Ia heran dan tak habis pikir, “Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil qishas terhadap dirinya!” Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam : “Siapakah
diluar?”, “Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasullah” jawab Bilal.
” Duhai bilal, apakah yang akan dilakukan ayahku dengan cambuk ini?” tabta Fatimah kepada Bilal.
“Ya Fatimah ! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya ” Bilal menegaskan.

“Siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah ?” tukas Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk. Bilal pun mengambil cambuk dan membawanya masuk Masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan ‘Ukasyah. Suasana mulai tegang… Semua sahabat bergerak…. Semua berdiri…. Jangankan dicambuk, dicolek saja, ia akan berhadapan dengan kami. Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot. Memandang Ukasyah dan sebilah cambuk. Saat itulah, Abu Bakar dan Umar r.a. bicara, “Hai ‘Ukasyah ! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, dan jangan sekali-kali engaku pukul Rasulullah s.a.w !”

Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja, diizinkan akan aku penggal kepala orang yang menyakiti Rasulullah. Rasulullah menahan dua sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini : “Duhai sahabatku, Duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!”

Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar : ” Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tangnmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!”
Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah… ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.
Nabi pun menahan. ” Allah swt telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali !” 

Ali surut, bergantianlah kemudian tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein. ” Hai Ukasyah ! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri !” Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata “Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”

Dan akhirnya Nabi berkata : “Hai ‘Ukasyah ! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!”
“Ya Rasul Allah ! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku” Kata Ukasyah. kembali suasana semakin panas dan tegang. Semua orang berpikir, apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah meminta Rasul membuka
baju. “Kurang ajar sekali si Ukasyah ini. Apa maunya ini orang…” Tanpa bicara…. Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya. Semua yang hadir menahan napas… Banyak yang berteriak sambil menangis… Tak terkecuali…. Termasuk Ukasyah… Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, melepas cambuknya dan… Kejadian selanjutnya tatkala ‘Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi sepuas-puasnya sambil berkata : “Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulallah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau ya Rasul Allah ? Saya sengaja berbuat demikian
hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah swt dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka” Akhirnya berkatalah Nabi saw “Ketahuilah wahai para sahabat ! barang siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini!”

Lantas bangkit berdirilah kaum Muslimin beramai-ramai mencium ‘Ukasyah di antara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka : “Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak!”

Ya Allah! Demi kemuliaan dan kebesaran Engkau mudahkan jugalah bagi kami mendapatkan syafa’atnya Rasulullah s.a.w di kampung akhirat yang abadi ! Amien ! Mau’izhatul Hasanah

Allah SWT berfirman:
“Yaa siin…Demi Al Quran yang penuh Hikmah… Sesungguhnya Engkau (Muhammad) sungguh sebagian dari para Rasul-rasul…Yang berada di JALAN yang LURUS” (QS. Yaasiin : 3-4)

” Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepadanya dan salam taslim kepadanya.” (QS Al Ahzab)

“Allahumma shalli ‘alaa Nabiyinaa Muhammad wa’alaa aalihi wa shahbihi wa sallim”
Wassalamu’alaikm wa rahmatullahi wa baakaatuh
 
Semoga Keselamatan, Rahmat dan Berkah Allah selalu tercurah atasmu Sumber : internet… (Lupa nyatet)… Terimakasih untuk penulisnya.
Posted by Unknown on 14.38 in    1 comment »
smp islam cendekia


Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya (sebelum masuk Islam) kaum muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.
Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi seraya bertanya:
“Hendak kemana engkau ya Umar ?”,
“Aku hendak membunuh Muhammad”, jawabnya.
“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad ?”,
“Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal-mu?”. Tanya Umar.
“Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah.
Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al-Quran kepada keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran.
Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya :
“Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”,
“Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja”, jawab mereka
“Pasti kalian telah murtad”, kata Umar dengan geram
“Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu ?”, jawab ipar Umar.
Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera memba-ngunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah, maka berkata-lah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah:
“Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”
Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan ber-darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu dia meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca : Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci”
Kemudian beliau terus membaca :
طه
Hingga ayat :
إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”
(QS. Thaha : 14)
Beliau berkata :
“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”.
Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”.
Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:
“Ada apa ?”.
“Umar” Jawab mereka.
“Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.
Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :
“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.
Maka berkatalah Umar :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.
Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.
Kisah masuk islamnya Umar bin Khattab, saya baca ketika saya kelas 1 SMP. Ketika itu, saya sedang iseng, dan main ke perpustakaan sekolah. Saya mendapatkan salah satu buku tipis.. tentang Umar bin Khattab san saya membacanya lembar demi lembar. Pada bagian ini sungguh saya merasa sangat tergugah… sehingga tampak terasa saya sempat meneteskan air mata.. Kenapa ? Saya pun tidak tahu sebabnya. Karena saya kesulitan mencari buku itu, tepatnya saya lupa, maka saya cuplikan tulisan di atas dari salah satu situs di (terimakasih pada penulisnya) :
Posted by Unknown on 14.14 in    No comments »

Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2014-2015



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
 INFORMASI PENDAFTARAN

SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR
(BOARDING SCHOOL)
Jalan Pramuka Ds. Sindanglaka (0263) 268400.

A.      Boarding.
Calon murid SMP
  1. Berbadan sehat serta tidakmengidap penyakit Hepatitis B atau penyakit menular lainnya (berbahaya).
  2. Membawa surat keterangan dokter bahwa calon murid bukan pemakai dan pengguna Narkotik dan Zat Adiktif lainnya (dengan melapirkan surat hasil pemeriksaan laboratorium yang indevenden dan dapat dipertanggung jawabkan).
  3. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan.
  4. Membaca dan mengisi surat perjanjian dan surat pernyataan bermaterai.
  5. Menyerahkan pas photo warna ukuran 3×4 dan 4×6 ( masing-masing 2 lembar).
Ketentuan     : Laki-laki menggunakan Twikim putih.
                       Perempuan menggunakan jilbab putih.
  1. Membayar :
    1. Biaya Masuk
  • Uang Pendaftaran                                                 : Rp. 150.000
  • Uang Dana Tahunan (UDT)
Gelombang I                                                                  : Rp. 8.500.000
Gelombang II                                                                 : Rp. 10.000.000
  • Biaya Mutasi (Khusus bagi murid/pindahan)             : Rp. 1.000.000
  1. Biaya Rutin Perbulan
  • Uang Dana Boarding (SPP boarding)                        : Rp. 1.000.000
Yang dibayar paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
Biaya tersebut meliputi :
  1. Biaya pendidikan di Pesantren.
  2. Biaya tingggal di pesantren.
  3. Biaya mencuci pakaian.
  4. Biaya konsumsi (makan 3 kali sehari).
  5. Biaya Rutin Persemester
Uang Bimbel/Private (disesuaikan dengan jenis dan jumlah       pelajaran yang diikuti).
  1. Biaya Pengobatan Siswa
Biaya pengobatan/kedokter akan dilampirkan dengan biaya SPP Boarding.
  1. Untuk Uang Dana Tahunan  (UDT) dan Uang Dana Boarding (SPP Boarding)dapat ditransfer via Bank atas nama :
    1.  Ghazali Rahman (
    2.  SMP Islam Cendekia Cianjur (132-00-1434385-0) Mandiri
(Penting : bukti tranfer asli diserahkan kepada petugas Tata Usaha)
  1. Melengkapi persyaratan masuk sekolah:
  2. 1 (satu) copy rapot kls 6 SD/MI .
    1. 3 (tiga) Lembar copy Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional      (SKHUN) dilegalisir.
    2. 3 (tiga) lember copy Ijazh dilegalisir.
    3. 3 (tiga) lembar copy Akte Kelahiran.
    4. Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah.
    5. Buku Pribadi dari sekolah asal (bila ada).
    6. Surat Mutasi dari sekolah yang disahkan Diknas (Khusus murid pindahan).

  1. B.         WAKTU PENDAFTARAN
Pendaftaran dibuka setiap hari pukul 08.30 – 16.00
Untuk informasi hubungi langsung :
Ustazdah Saepul Muharam, S.Pd. (085721606396)
Telp : (0263) 268400.
Email : sicc.boarding@gmail.com
Http :// www.cendekiacianjur.net

pendaftaran siswa baru

Senin, 30 Desember 2013

Proses pembangunan Masjid Jami Smp Islam Cendekia Cianjur (SICC) yang telah dikerjakan sejak pertengahan tahun 2013 ini masih terus berlangsung. Hal ini merupakan kelanjutan dari project pembangunan kompleks Smp Islam Cendekia Cianjur.Di dalam Islam, masjid merupakan suatu institusi mulia yang digunakan oleh umat Islam untuk beribadah bagi membuktikan ketaatan dan pengabdian yang ikhlas kepada Allah.     

masjid jami smp islam cendekia

 Allah s.w.t berfirman “Dan bahwa sesungguhnya masjid-masjid itu untuk (ibadat kepada) Allah semata-mata; maka janganlah kamu seru dan sembah siapa pun selain allah”.
Jelas bahwa fungsi masjid seperti yang dijelaskan oleh ayat ini bukan hanya untuk ditunaikan solat semata-mata, tetapi mencakup seluruh aspek ibadah yang lain. Dalam arti kata lain, ia merangkum segala aktivititas  umat Islam yang dapat membentuk nilai ketakwaan. 

Atas dasar inilah Rasulullah menjadikan agenda membina umatnya dilaksanakan di masjid.Masjid merupakan tempat beribadah bagi umat islam dan merupakan tempat yang dimulyakan Allah swt, selain dari itu sejak dulu kala masjid berfungsi sebagai tempat berkembangnya keilmuan islam, karena masjid merupakan pusat pengkajian ilmu agama islam.

http://smpitcendekia.com

Masjid jami SICC dibangun 2 tingkat dengan rangka baja yang kokoh dan modern. Masjid ini nantinya akan merupakan pusat aktifitas dari SMP ISLAM CENDEKIA.

Minggu, 01 Desember 2013

Suasana midtest di SMP Pesantren SICC BOarding School


SUASANA BELAJAR INDOOR & OUTDOOR
SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR

Salah satu metode belajar yang diterapkan di SMP IslamCendekia Cianjur adalah belajar  di lingkungan luar kelas , di alam terbuka dalam suasana yang nyaman, hijau dan memiliki udara bebas yang segar. Terkadang kami menyebutnya dengan sekolah alam.

Suasana belajar yang menyatu dengan alam seperti layaknya sekolah alam  adalah hal yang sangat penting yang membuat anak siswa menjadi betah dan menambah suasana gairah belajar yang tinggi.
Untuk itu  SICC atau SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR merancang lingkungan nya dengan baik, bersih dan hijau sehingga  Sekolah Islam dengan sistem Boarding School yang merupakan SMP Islam Terpadu antara SMP Pesantren dan SMP Umum ini menjadi sekolah yang memiliki lingkungan yang baik dan nyaman untuk tinggal dan bersekolah.

SICC terletak di Cianjur Jawa Barat lengkapnya  beralamat di  Jalan Pramuka, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur.  

Karena sekolah Islam ini selain sekolah umum juga merupakan pesantren modern  maka bangunan didesain dengan konsep bangunan kelas modern  serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang  yang baik untuk berlangsungnya proses belajar baik di indoor maupun outdoor.

Berikut beberapa photo suasana dan lokasi SMP Islam, bangunan SMP Pesantren dan Boarding School SMP Islam Cendekia Cianjur dengan proses belajar dan kegiatan indoor out door seperti upacara, futsal, volly, basket, silat, taekwondo,  English conversation,  diskusi, bercocok tanam  dan kegiatan positif lainnya.












Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search